Pengikut

Total Pembaca

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Melancong dari satu kota ke kota lain adalah kesukaanku. Melihat keindahan alam, mendaki gunung, main di pantai dan mengunjungi situs-situs budaya. Semua kisah perjalanan itu, kutulis dan kurangkai dalam blog pribadi.

Semoga isi dari blog ini menginspirasi dan memberikan informasi yang berguna.

Laman

Like us on Facebook

Archive for 2017

Si Hijau di Pekarangan Rumah




Melihat postingan-postingan salah satu teman di media sosial tentang pola hidup sehat yang Ia jalanani, sangat menginspirasi saya. Foto-foto sayuran segar, jus sayur dan jus buah bertebaran di beranda akun facebook miliknya. Sejak saat itu saya seperti seorang fans, yang setia menantikan foto apalagi yang akan Ia posting. Apalagi saya termasuk orang yang kalau makan harus ada sayurnya. Dalam seminggu belum menyantap sayur atau pun buah, sariawan mulai bersarang di mulut saya.

Minggu lalu 5 Maret 2017, saya berkesempatan berkunjung ke rumahnya di kawasan Gading Serpong. Dari Jakarta saya naik commuterline menuju stasiun Rawa Buntu. Ia adalah teman lama saya, 9 tahun yang lalu kami pernah bekerja di perusahaan yang sama. Saya memanggilnya Bu Jeanny, pukul satu siang saya tiba di kediaman Bu Jeanny. Ada yang berbeda dengan penampilannya, kalau dulu Bu Jeanny terlihat overweight tapi kini penampilannya lebih langsing, segar dan sehat. Naluri blogger saya haus akan informasi dan sampailah saya di sini.

Kami duduk di meja makan, saya mulai mengulik rahasia kesuksesannya menurunkan berat badan dan pola hidup sehat yang Ia jalani. Sambil menyantap pecel Bu Jeanny menuturkan, hal yang memotivasi untuk menurunkan berat badan adalah putra bungsunya. Saat itu putra bungsunya di usia yang mulai berjalan dan berlari. Karena kelebihan berat badan Bu Jeanny merasa cepat capek dan ngos-ngosan saat mengejar putranya yang lari ke sana ke mari. "Waktu itu Nanny nya udah nggak kerja, jadi kalau saya mau pakein baju anak terus lari-lari, saya yang mengejarnya ngerasa cepat capek dan ngos-ngosan," cerita Bu Jeanny.

Bu Jeanny bertekad untuk menurunkan berat badannya. Olahraga teratur mulai Ia jalani, tapi meskipun rajin nge-gym nyatanya berat badannya belum juga turun. Usahanya kemudian ditambah dengan mengontrol pola makan, mengurangi karbohidrat dan gula. Dalam kurun waktu satu tahun, Ia berhasil menurunkan berat badan dari 88 kilogram menjadi 58 kilogram. Bu Jeanny berusaha menerapkan hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta mulai mengganti sarapan nasi dengan buah. Untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah, Ia memilih jenis organik. Sampai akhirnya ada ide dari sang suami, untuk menanam sendiri sayur dalam sistim tanam hidroponik di pekarangan rumah.

Siang itu, Bu Jeanny mengajak saya melihat langsung sayuran segar yang Ia tanam di pekarangan rumahnya. Kami naik ke lantai dua, begitu pintu dibuka indera penglihatan saya langsung menangkap deretan sayur-sayur segar di atas pipa paralon. Hidup di kota besar memiliki pekarangan rumah yang terbatas, tak menghalanginya untuk bisa menanam sayur. Balkon di rumahnya kini disulap menjadi kebun sayur.

Sayuran aquaponik seladah dan pakcoy

Awalnya Bu Jeanny menanam sayur dengan sistim yang sederhana, dengan menggunakan kemasan botol minuman bekas yang diisi air. Lalu mencoba dengan sistim tanam hidroponik dalam sekala besar. Pipa paralon dipasang vertikal bahasa kerennya adalah Hidroponik Vertikal Tower, dengan sistem ini dapat menghemat lahan dan bisa menanam sayur lebih banyak. Sayuran seperti  pakcoy, selada, kacang panjang, bayam pernah mengisi tower-tower hidroponik miliknya. Dari sistim hidroponik kemudian beralih ke sistim aquaponik, alasannya dalam aquaponik nutrisi untuk tanaman lebih alami yaitu menggunakan kotoran ikan.

Pada sistim hidroponik maupun aquaponik, tanah tidak lagi dominan digunakan sebagai media tumbuh. Sebagai gantinya dibutuhkan media lain seperti rockwool dan media tanam lainnya. Sistim tanam hidroponik dan aquaponik sangat cocok bagi yang memiliki lahan sempit, seperti kehidupan di perkotaan.

Dilihat dari sistim kerjanya aquaponik merupakan kombinasi antar hidroponik dengan budidaya hewan dengan air atau aquakultur. Hewan yang dimaksud tak lain adalah ikan. Jadi dengan aquaponik memungkinkan untuk memelihara atau mengembangkan tanaman serta ikan secara bersamaan, dalam satu tempat serta satu waktu. Dalam sistim aquaponik ini terjadi simbiosis mutualisme, tanaman mendapatkan sumber nutrisi dari kotoran ikan yang dialirkan ke tanaman. Sebagai gantinya ikan akan mendapatkan oksigen serta air yang bersih dari tanaman. Kotoran ikan dengan kandungan nitrat dan amonia ini bersifat toksin atau racun bagi ikan , namun sebenarnya kaya akan nutris jika dijadikan sumber hara bagi tanaman. Pada saat nitrat telah terserap oleh tanaman sebagai bahan makanan, di waktu yang sama tanaman menyuling air dari bahan berbahaya yang kemudian dialirkan kembali ke kolam ikan.

Kolam ikan sumber nutrisi untuk tanaman aquaponik

Asiknya saya bisa melihat langsung kebun aquaponik milik Bu Jeanny. Sayur pakcoy, kangkung dan selada tumbuh subur meskipun hanya diberi nutrisi dari kotoran ikan. Daunnya hijau tanpa lubang-lubang meskipun tidak pernah disemprot pestisida, sinar matahari yang menyinarinya setiap hari menjadikannya semakin tumbuh subur. Pipa paralon aquaponik ini bisa sekaligus menjadi pagar balkon lantai dua di kediaman Bu Jeanny. Ada pakcoy yang mulai tumbuh tapi ada juga yang siap panen, kalau kangkung sepertinya sudah siap panen semua. Yang paling menarik perhatian saya adalah daun mint yang tumbuh rimbun. Aroma khas dari daun mint akan tercium segar saat saya mulai mengkibas-kibaskan daunnya. Akarnya sudah menjulur ke mana-mana, saking rimbunnya akhirnya diberi pagar jaring-jaring. Berada di tengah kebun aquaponik ini rasanya tubuh menjadi rileks, mendengarkan gemericik air yang mengalir bisa membuat perasaan tenang. Memandang sayur hijau juga bisa menyehatkan mata, tak hanya bisa menyehatkan tubuh tapi juga rohani.

Barisan pakcoy siap panen

Kangkung siap panen

Media tanam yang digunakan Bu Jeanny dalam sistim aquaponiknya adalah rockwool, bentuknya seperti serabut padat dan sering digunakan sebagai peredam suara pada gedung. Saat proses semai, rockwool dipotong sesuai ukuran net pot kemudian diberi lubang untuk meletakkan bibit sayur. Net pot berisi bibit diletakkan di rak semai, untuk pecah benih dibutuhkan kurang lebih 3 sampai 5 hari. Kemudian dari pecah benih kurang lebih 7 sampai 10 hari kedepan akan tumbuh daun-daun muda, tunggulah sampai 4 lembar daun tumbuh barulah bisa dipindahkan ke pipa paralon. Di pipa paralon ini lah sayuran akan terus tumbuh,  setelah 3 minggu biasanya sayuran siap dipanen Sayuran yang pernah di tanam di aquaponik milik Bu Jeanny antara lain pakcoy, selada, kangkung, bayam. Kesibukan menanam sayur dan buah aquaponik ini dilakukan sendiri oleh Bu Jeanny dan suaminya.

Media tanam aquaponik: rockwool dan net pot

Dari balkon lantai dua, Bu Jeanny mengajak saya turun melihat kolam ikan yang terletak di teras rumah. Kolam ikan dengan ukuran 2 x 1,5 meter dan sedalam 1,5 meter ini diisi oleh ikan nila. Dari sini lah sumber nutrisi untuk tanaman dihasilkan, yang berwarnah hijau di rak-rak itu adalah ganggang. Ganggang dibudidayakan untuk makanan ikan. Jika ingin memberi makan ikan, tinggal menyiramkan ganggang ke kolam dan ikan-ikan siap menyantapnya. Tak perlu membeli pakan ikan, karena ganggang bisa dikembangkan sendiri. Selain menyehatkan tapi juga hemat biaya. Saat itu pompa airnya sedang diperbaiki karena tersumbat, pompa air digunakan untuk mengaliri air dari kolam ikan ke pipa paralon. Biasanya pompa air dinyalakan dari pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore.


Pompa untuk mengalirkan air ke pipa aquaponik

Yang dinanti dari proses panjang ini tak lain adalah saat panen, sebelum pulang saya diperbolehkan memanen beberapa pot kangkung dan pakcoy untuk dibawa pulang. Sayur-sayur yang telah dipanen biasanya akan dijus bersama wortel, timun atau pun bengkoang. Sehat menurut wanita yang gemar traveling dan mengikuti event lomba lari ini adalah investasi untuk hari tua, karena itulah Ia selalu menjaga pola makan dan hidup sehat serta olah raga. Tetap rutin sarapan buah dan minum jus sayur dari kebun aquaponik miliknya.

Jus segar sayuran aquaponik   Foto: Jeanny


Lihat dalam versi video ini:




Mengejar Bukit Langit


MENEMBUS MALAM, MENYUSURI JALAN MENURUN DAN MENANJAK, DITELAN KEGELAPAN. KAMI MENCARI JALAN MENUJU BUKIT LANGIT.

Liburan di Cilacap telah usai (BACA CERITANYA DI SINI), tapi masih ada satu destinasi lagi yang harus kami kunjungi sebelum kembali ke Jakarta. Sore itu, dari kediaman Om Ristanto kami diantar menuju pool bis Efisiensi. Jadwal keberangkatan bis dari Cilacap menuju Yogyakarta pukul 4 sore. Sebenarnya kami hanya sampai di kecamatan Karanganyar kabupaten Kebumen, tapi tarif bis yang harus kami bayar sama dengan kalau kami turun di Yogyakarta yaitu sebesar Rp. 90.000. Saat membeli tiket, kami bilang ke petugas tiket bahwa kami minta dirutunkan di alun-alun Karanganyar, tapi ternyata rute bisnya tidak lewat alun-alun, mereka bilang nanti akan diturunkan di perempatan lampu merah Karanganyar. Tak perlu mengaret lama, kurang lebih pukul 4 sore bis meninggalkan pool, meskipun penumpangnya tidak penuh.

Saya duduk disamping Nisa sedangkan Elvi duduk bersama Andis. Untuk mengisi waktu saya dan Nisa saling bercerita tentang banyak hal, sedangkan Elvi dan Andis asik mengisi teka-teki silang. Lumayan masing-masing penumpang diberi air mineral 600 ml, bis berAC ini terus melaju tapi mata saya terasa berat diserang kantuk. Baru saja memejamkan mata, Elvi sudah membangunkan saya "jangan tidur Mbak, sebentar lagi sampai". Ternyata bis baru saja melewati stasiun Gombong, beberapa kali ke Gombong naik kereta, Elvi masih hafal benar dengan stasiun Gombong. Kami terus memperhatikan jalan, saat melewati stasiun Kebumen saat itulah kami sadar kalau Karanganyar sudah terlewati. Andis beranjak maju ke arah supir dan kondektur, minta bis untuk berhenti. Ternyata mereka mengira kami turun di perempatan Kebumen, padahal dari awal kami sudah bilang turun di perempatan Karanganyar, bis menepi dan bergegas kami turun.

Lanscape Bukit Langit yang menawan

Di pinggir jalan saya memperhatikan sekeliling, di manakah posisi kami sekarang ini. Adzan Maghrib terdengar berkumandang, diseberang jalan ada rumah makan Padang. Rupanya Elvi kebelet buang air kecil dan buru-buru menuju rumah makan Padang bersama Nisa. Mata saya tertuju pada dua laki-laki duduk di atas motor tak jauh dari kami berdiri, mereka menjadi sasaran kami tempat bertanya. Saya dan Andis menghampirinya, Andis bertanya jarak alun-alun Karanganyar dari sini dan apakah masih ada kendaraan umum menuju Bukit Langit yang terletak di Desa Giripurno tepatnya di Dukuh Kembangabang RT.01 RW.03 Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Suasana kini mulai gelap, rasanya sulit menemukan kendaraan umum menuju Bukit Langit saat malam hari. Tiba-tiba muncul ide di kepala saya kenapa kami tidak naik ojek saja, "Mas nya bisa ngojekin kita nggak? tapi kita butuh empat motor," seketika itu tawaran saya lontarkan. Gayungpun bersambut, mereka bersedia mambantu kami. Sebenarnya dari alun-alun Karanganyar ada kedaraan umum langsung ke Bukit Langit, itu jika kami sampai di alun-alun Karanganyar sebelum pukul 4 sore. Ditengah-tengah obrolan kami ada tukang ojek bapak tua menghampiri, sudah ada tiga motor pikir saya. Sayangnya mereka tidak tahu persis lokasi Bukit Langit, jadi mereka memanggil satu orang lagi teman mereka. Wow dari tampangnya sangar betul, ada tato di lengannya kepalanya pun plontos tak berambut.

Sudah lama berdiri saya baru tahu kalau kami berada di depan gudang semen, obrolan masih terus berlanjut seputar cara menuju Bukit Langit. Saya minta izin untuk numpang sholat Magrib, salah satu dari mereka mengantarkan saya ke ruang kantor mereka. Usai sholat saya menemukan Elvi, Andis dan Nisa berdiskusi soal tarif ojek yang harus kami bayar. Laki-laki berkepala plontos bilang Bukit Langit jaraknya 4 km dari sini, mereka mendatangkan satu orang lagi yang katanya tahu betul lokasi Bukit Langit. Diskusi panjang berakhir dengan kesepakatan ongkos ojek yang harus kami bayar Sebesar Rp. 70.000 perorang. Sebelum hari makin malam dan hujan turun, bergegas kami meninggalkan gudang semen. Elvi di depan bersama ojek yang tahu jalan, kemudian disusul ojek yang ditumpangi Andis, saya, Nisa dan satu motor mengiringi kami di belakang.

Dari jalan raya iringan motor mulai masuk ke pemukiman penduduk, ojek yang ditumpangi Elvi terlalu cepat melaju dan beberapa kali kami harus tertinggal jauh di belakang. Motor terus melaju ditelan kegelapan malam saat melewati jalan setapak di tengah sawah. Dan yang tak disangka kami harus melewati jalan menurun dan menanjak. Ojek yang saya tumpangi tampak cemas ketika melewati jalan menurun yang curam, beberapa kali terdengar kata "waduh...waduh!" Ia tampak kahwatir motor metik yang dikendarainya tak mampu berjalan mulus. Di tengah perjalanan kami harus membeli air mineral untuk persiapan kemping, syukurlah masih ada warung yang buka. Beberapa jalan yang kami lewati tampak licin, hal ini menyulitkan manakala jalanan menanjak. Ojek yang Elvi tumpangi sempat terpelesat dan jatuh, untunglah tidak sampai cidera.

Pukul 19.30 kami sampai di rumah ketua RT.01 Dukuh Kembangabang, ojek meninggalkan kami setelah menerima ongkos yang kami bayar. Kami disambut oleh Pak Sarno, untuk bisa kemping kami harus mengisi buku tamu dan membayar biaya kemping sebesar Rp. 5.000 per orang. Ternyata ini rumah paling akhir di Dukuh Kembangan, di depan adalah jalan menuju lokasi Bukit Langit. Setelah urusan administrasi kami lengkapi, Pak Sarno mengantar kami menuju lokasi kemping. Suasananya gelap gulita, kami harus menyalakan headlamp atau senter. Butuh waktu 30 menit untuk bisa sampai di lokasi kemping, dengan trek sedikit menanjak. Pak Sarno sempat kaget begitu tahu kami datang dari Jakarta, padahal objek wisata ini baru dibuka secara umum bulan Desember 2015 tepatnya dua bulan yang lalu. Media sosial lah yang membuatnya cepat dikenal dan yang mengantarkan kami sampai di sini. Ditengah obrolan Pak Sarno sempat bertanya di mana kami kenal dengan tukang ojek tadi, ternyata salah satu dari mereka dikenal sebagai preman.

Pak Sarno mengajak kami beristirahat di gubuk bambu, senternya Ia arahkan ke depan pada jalan setapak. Ia menunjukkan jalan ke puncak untuk menikmati sunrise esok hari, kami dilarang melewati jalan pintas yang mengharuskan menginjak rumput. Setelah cukup beristirahat, kami beranjak mengikuti Pak Sarno ke lokasi kemping. Daypack dan carrier mulai kami turunkan dari punggung, kami memeriksa sekeliling kami dengan senter. Karena lokasinya terlalu sempit jadi kami perlu hati-hati saat berbatasan langsung dengan jurang yang belum ada pagar pengamannya. Setelah menemukan tanah datar, kami mulai mendirikan tenda. Udara terasa panas tak ada semilir angin yang bertiup, tapi kabut perlahan-lahan mulai naik. Dua buah tenda sudah kami dirikan, Andis merebus air untuk membuat cokelat hangat. Sebelum tidur kami hanya menghabiskam malam dengan ngobrol di dalam tenda, ikan bakar dan udang yang kami bawa dari Cilacap akhirnya kami santap tanpa nasi. Tak terasa malam mulai larut jam menunjukkan pukul sebelas malam, dan rintik hujan mulai turun. Tak ada yang bisa kami lakukan selain tidur untuk memulihkan tenaga. Entah pukul berapa hujan mulai berhenti, saat tengah malam ada pengunjung lain yang datang untuk kemping.


Tak sia-sia perjuangan sampai ke Bukit Langir, kalau pemandangannya menyejukkan mata

Kami tidak lupa bangun pagi untuk melihat sunrise Bukit Langit, setelah sholat Subuh saya bergegas keluar tenda. Kami berkenalan dengan tetangga tenda kami, mereka berempat datang dari Cirebon. Tak ingin membuang-buang waktu bergegaslah kami berjalan menuju puncak untuk menikmati sunrise. Hujan semalam ternyata menyisakan jalanan yang becek, kami harus hati-hati karena tanahnya licin. Kerlap-kerlip lampu dari rumah penduduk terlihat di lembah, udara segar khas pegunungan berhembus membalut tubuh kami. Untuk sampai di puncak, kami harus melewati jalan menanjak dengan bantuan tali tambang. Puncak memiliki area yang tidak terlalu luas, di sana ada bangku bambu untuk duduk menikmati sunrise. Sayang sekali cuaca mendung, sunrise yang kami tunggu tidak terlihat, hanya ada langit yang sedikit memerah.

Jalan menuju puncak Bukit Langit

Puncak Bukit Langit, spot terbaik untuk menyaksikan Sunrise

Kami duduk di bangku bambu menikmati panorama alam Bukit Langit yang menyejukkan mata. Dari kejauhan, tampak warna tenda kami yang mencolok di tengah-tengah rimbunan hijau. Bukit Langit merupakan objek wisata alam yang menyuguhkan lanscape dengan pemandangan barisan perbukitan, lembah dan tebing serta panorama langit yang indah. Jika Bandung punya objek wisata alam Tebing Keraton, maka Kebumen punya Bukit Langit. Kami harus bergantian dengan pengunjung lain di puncak ini.

Karena masih tergolong baru, maka fasilitas di sinipun masih minim. Tebingnya pun belum diberi pagar pengaman, hanya beberapa tempat yang dipagari bambu ditambah tulisan peringatan. Jam telah menunjukkan pukul 6 pagi. Suasana di sini semakin terang, pemandangan Bukit Langit jadi terlihat jelas. Kami belum berniat beranjak dari sini, masih duduk di pinggir tebing ditemani teh panas dan biskuit. Kumpulan awan putih semakin mempercantik lanscape Bukit Langit, dari kejauhan terlihat ada pelangi di langit yang mulai cerah. Sungguh, panca indera kami dimanjakan dengan panorama yang menakjubkan ini.

Tak pernah bosan memandang lembah

Barisan perbukitan dan awan putih, benar-benar memanjakan mata

Nisa nggak pernah bosan memandang ke depan

Pengunjung mulai banyak berdatangan, rata-rata diantara mereka adalah muda-mudi. Sama hal nya dengan Tebing Keraton di Bandung, di sini pengunjung ramai datang saat pagi. Selain udaranya yang masih sejuk, belum terik terkena matahari , rata-rata juga ingin melihat sunrise. Setelah puas dengan Bukit Langit, kami kembali ke tenda. Sebelum pukul 8 kami harus membongkar tenda dan segera meninggalkan lokasi kemping, kami tidak ingin ketinggalan angkutan desa yang katanya hanya sampai pukul 9 pagi.

Masih sepi pengunjung, hanya ada tenda kami

Bongkar-bongkar tenda, siap kembali ke Jakarta karena liburan telah berakhir

Di rumah Pak RT kami melapor untuk pulang, syukurlah masih ada tumpangan mobil yang akan mengantarkan kami ke Karanganyar. Di angkutan umum kami harus berbaur dengan ibu-ibu yang akan ke pasar. Mobil mulai melaju melewati jalan berliku dan menurun, kami hanya dikenakan ongkos Rp. 7.000 per orang. Siang itu, 8 Februari 2016 kami mengakhiri liburan Imlek dan kembali ke Jakarta menggunakan bis.

Siap pulang dengan angkutan desa menuju Karanganyar



Menuju Bukit Langit dari Karanganyar Kebumen

Rute termudah menuju Bukit Langit bisa dimulai dari alun-alun Karanganyar, ini Karanganyarnya Kebumen ya bukan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Jika kita tidak membawa kendaraan sendiri, dari alun-alun ada angkutan umum langsung ke Bukit Langit.

Untuk rute yang membawa kendaraan pribadi, dari alun-alun Karanganyar ke Timur sampai ketemu simpang lima desa Candi, kemudian ambil jalur tengah atau menuju Utara sampai ketemu tugu Canonade. Kemudian ke Utara sampai ketemu pertigaan dan belok kanan. Ikuti saja jalan sampai ketemu SD 3 Giripurno, kemudian menuju Timur sampai ketemu gardu dukuh Kembangabang.
Informasi tentang Bukit Langit bisa tanya ke Pak Udin Prayitno ketua RT.01 di 081383217036 atau Pak Sarno 085810444255.

Belajar Videography Bersama Rasuna Creative Center

Kini bisa lebih mudah membuat video dari ponsel. Buatlah naskah, mulai syut dan edit hasil syut menggunakan aplikasi yang diinstal dari play store.

Sabtu lalu 21 Januari 2017, saya terlalu bersemangat bangun pagi. Meskipun batuk dan pilek melanda, tapi tak menyurutkan langkah kaki menuju The Bridge Function Room, Hotel Aston Rasuna Jakarta. Ini kali kedua saya datang kemari dan kali ini untuk mengikuti Workshop Short Travel Videography 2.0. Saya sudah pernah ikut workshop seri 1 yang diadakan oleh Mas Teguh Sudarisman, sedangkan ini materi lanjutannya.

Workshop Short Travel Videography 2.0     Foto: Johan Alwi

Bagi saya ikut workshop yang diselenggarakan oleh Rasuna Creative Center ini pastinya berguna banget. Ada banyak ilmu yang dibagikan, rahasia-rahasia yang diungkapkan dalam membuat travel video. Di sini peserta diperkenalkan tips & trik videography, latihan syut video behind the scene "how Aston Rasuna works" dan mengedit video hasil liputan. Workshop ini diikuti oleh para blogger dan beberapa staf hotel Aston Rasuna. Semuanya praktis hanyak bermodalkan ponsel.

Kurang lebih pukul 8.30 workshop dibuka oleh Mas Teguh Sudarisman, kemudian Bapak Muhammad Isa Ismail selaku General Manager hotel Aston Rasuna memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya Bapak Isa menyampaikan bahwa kita sedang mengikuti revolusi yang lombatan-lompatan dunianya begitu cepat. Dulu kita hanya mengenal foto, foto blog, travel blog dan sekarang ada video blog disingkat menjadi Vlog.


Tips & Trik Syut Video

Masuk kedalam materi workshop Kang Dudi Iskandar memberikan tips & trik syut video. Dalam paparannya Kang Dudi mengatakan bahwa seorang Vlogger harus memiliki kemampuan mengoperasikan ponsel, mampu mengedit, membuat naskah dan mampu menyebarkan atau mengunggahnya ke media internet. Perlengkapan penunjang dalam Vlog yang utama tentunya ponsel, tripod, monopod/tongsis, steady camp, remote control/tomsis, holder tripod dan microphone tambahan, sedangkan voice recorder bisa dijadikan alternatif.

Hal terpenting lainnya dalam mensyut video lakukan secara close up muka, close up aktivitas, wide shot, side shot, over the shoulder shot. Tipsnya adalah setiap syut 10 detik, jika tidak menggunakan tripod tahanlah napas, karena saat kita tarik napas tubuh kitapun bergoncang hal ini bisa mengakibatkan video menjadi goyang atau shaking. Untuk menghindari video yang goyang ambillah video secara cut to cut. Cek hasil syut, kita bisa mengulangi jika ada yang shaking atau kita kurang puas.

Kang Dudi memberikan materi

Vlog akan semakin menarik karena setiap video bisa kita tambah dengan tulisan. Tulisan hanya sekedar memberi keterangan pada hal-hal yang tidak tampak pada video. Gunakan bahasa lugas, tepat dan tidak berarti ganda. Hindari bahasa formalitas seperti bahasa di tv. Gunakan kalimat aktif dan bahasa tutur. Tulis dengan kalimat pendek dan simpel. Pilih struktur kalimat sederhana. Satu kalimat maksimal 20 kata. Kemudian hindari rujukan waktu dan tempat yang terlalu detail.

7 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Vlog:

1. Kenali Fitur  Kamera di Ponsel
    Sesekali cobalah mengeksplorasi fitur-fitur apa saja yang ada di kamera kita. Temukan di mana  letak pengaturan brightness, exposure, white balance dan sejumlah fitur lainnya.

2. Pilih Resolusi Tinggi
    Resolusi yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, bisa juga sesuai ponsel. Tapi rata-rata ponsel sekarang sudah dibekali dengan resolusi full HD.

3. Aturlah Jarak Ideal dengan Objek
    Kamera ponsel kebanyakan tidak dibekali lensa zoom maksimal. Jadi hindari pemakaian zoom, karena akan mengurangi resolusi gambar, usahakan mendekati objek atau saat editing gunakan fasilitas cropping.

4. Arah Cahaya
    Cahaya merupakan salah satu faktor penting untuk menghasilkan vlog yang optimal. Saat mengambil video dengan menggunakan cahaya matahari, objek jangan membelakangi datangnya cahaya atau biasa dikenal dengan backlight. Ketika cahaya kurang resolusi juga akan berkurang, kita bisa menambahkannya denga lampu LED.

5. Lensa, Pastikan Kondisi Bersih
    Periksalah kondisi lensa ponsel sebelum mengambil foto atau video, Karena mayoritas ponsel kameranya tidak dilengkapi pelindung lensa, disini kita dituntut untuk menjaga dan membersihkannya.

6. Mencoba Berbagai Sudut Pemotretan
    Cobalah mengambil foto atau video dengan berbagai angle berbeda-beda, dijamin foto atau video kita akan terlihat tidak monoton dan lebih kreatif.

7. Perbaiki dengan Sofware Olah Digital
    Jika kita masih kurang puas dengan hasil video yang kita ambil, sah-sah saja jika kita ingin mengedit intensitas cahaya, warna dan komposisi yang mungkin tidak terjangkau dengan kamera ponsel. Kita bisa mengeditnya dengan aplikasi yang diinstal gratis dari ponsel, seperti aplikasi Snapseed.


Latihan Membuat Video
 
Saatnya memprakteknya apa yang telah dipaparkan oleh Kang Dudi. Perlengkapan yang disiapkan diantaranya ponsel, tripod/tongsis, microphone, charger atau powerbank. Pastikan kapasitas internal memory atau external memory di ponsel kita cukup untuk menyimpan hasil syut.

Peserta workshop dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok 1 syut aktivitas check in hingga tamu masuk kamar. Kelompok 2 syut aktivitas housekeeping membersihkan kamar hotel. Kelompok 3 syut aktivitas kitchen sampai penyajian makanan ke tamu Mezza Resto. Kelompok 4 syut aktivitas spa salon. Masing-masih flow syut video akan diperankan oleh model, nah modelnya dari staf hotel Aston Rasuna kecuali kelompok 1 modelnya adalah Mbak Marcellina. Masing-masing kelompok juga dipandu oleh group leader, supaya latihan berjalan dengan tertib.

Saya kebagian kelompok 1 bersama Mbak Myra dan Mas Syaifuddin, Mas Teguh sebagai leader dan Mbak Marcellina sebagai model. Kurang lebih pukul 9.30 kami meninggalkan The Bridge Funtion Room dan menuju lokasi syut masing-masing. Di lobby hotel dan receptionist suasana masih ramai oleh tamu yang check in dan check out, jadi kami belum bisa memulai syut.

Mas Teguh mengawali syut dengan kata "1.2.3 mulai," Marcellina sebagai tamu turun dari mobil kemudian disambut oleh bellboy untuk membukakan pintu dan membantu membawa koper. Karena latihan ini serius sampai-sampai pihak hotel mendatangkan mobil hotel sebagai properti syut. Kami berbaris sejajar untuk mengambil video, kemudia tamu melewati security check dan masuk ke lobby hotel. Sampai di sini, adegan diulang untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Syut dimulai lagi dari tamu berjalan dari arah pintu menuju receptionist, nah di sini bagi yang ponselnya dilengkapi microphone tambahan berguna banget. Karena percakapan antara receptionist dan tamu pastinya terekam lebih jelas. Saya sebagai peserta jadi ikutan bersemangat, melihat model dan para staf hotel yang terlibat sangat menjiwai dan total memperagakan naskah syut yang telah dibuat. Saat welcome drink, tamu duduk di lobby dan staf hotel memberikan minuman kemudian cut.


Check in di hotel Aston Rasuna


Peserta berbaris di bawah tangga siap mensyut tamu dan bellboy menuruni tangga menuju lift. Saat melewati Mezza Resto Bar & Lounge, bellboy menunjukkan tempat untuk breakfast kemudian cut. Terkadang posisi sangat menentukan untuk menghasilkan video yang close up, saat mensyut tamu masuk ke lift posisi saya ada di pinggir pintu lift, karena keterbatasan gerak alhasil saya nggak bisa mensyut saat tamu masuk ke lift.

Di kamar hotel syut dimulai dari bellboy membuka pintu dan tamu masuk. Tamu duduk dan bellboy membuka korden, menjelaskan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam kamar. Kemudian bellboy menyerahkan kunci kepada tamu, menanyakan apakah masih ada yang kurang jelas? Dan pamit meninggalkan kamar.

Bellboy menjelaskan fasilitas hotel kepada tamu

Syut dimulai lagi dari tamu berjalan ke tempat tidur dan mulai merebahkan diri. Lagi-lagi posisi saya sepertinya kurang pas, video yang saya hasilkan terhalang lemari. Untunglah adegan ini diulang jadi saya bisa mengambil video secara close up. Sebagai penutup latihan, adegan yang disyut adalah tamu keluar kamar menuju balkon menikmati view dari ketinggian lantai 32. Di sini angin berhembus cukup kencang, tantangannya adalah bagaimana menghasilkan video yang tidak goyang. Seru ya, sampai nggak berasa satu jam sudah terlewati. Kami meninggalkan lokasi syuting, beranjak menuju ruangan workshop.


Mengedit Video

Untuk mengedit video hasil latihan, peserta hanya menggunakan ponsel android. Sudah menginstal aplikasi editing PowerDirector, Legend dan Quik. Materi editing disampaikan oleh Mas Teguh Sudarisman.

Dengan PowerDirector kita bisa menyatukan potongan-potongan video. Membuang atau memotong video yang tidak diperlukan, menambahkan tulisan, mengatur intensitas cahaya dan memberikan latar musik. Kita bisa menggunakan latar musik yang tidak berlisensi, bisa download dari www.freemusicarchive.org atau www.bensound.com.

Aplikasi Legend dan Quik bisa digunakan untuk membuat opening dan ending video. Seru banget, semua peserta mengotak-atik videonya menggunakan ketiga aplikasi tersebut. Ada hadiah menarik untuk 3 peserta dengan video terbaik. Dan ini video saya hasil latihan proses check in di hotel Aston Rasuna, masih harus banyak berlatih lagi terutama dalam mengatur cahaya.




Ikuti terus workshop-workshop yang diselelenggarakan oleh Rasuna Creative Center. Supaya nggak ketinggalan info, like fanepagenya di facebook. Yang utama dalam vlog adalah gambar tidak goyang dan suara jelas dan bersih, selamat mencoba.

- Copyright © Jalan-jalan Asik - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -