Posted by : Jalan-jalan Asik 19 Mar 2017




Melihat postingan-postingan salah satu teman di media sosial tentang pola hidup sehat yang Ia jalanani, sangat menginspirasi saya. Foto-foto sayuran segar, jus sayur dan jus buah bertebaran di beranda akun facebook miliknya. Sejak saat itu saya seperti seorang fans, yang setia menantikan foto apalagi yang akan Ia posting. Apalagi saya termasuk orang yang kalau makan harus ada sayurnya. Dalam seminggu belum menyantap sayur atau pun buah, sariawan mulai bersarang di mulut saya.

Minggu lalu 5 Maret 2017, saya berkesempatan berkunjung ke rumahnya di kawasan Gading Serpong. Dari Jakarta saya naik commuterline menuju stasiun Rawa Buntu. Ia adalah teman lama saya, 9 tahun yang lalu kami pernah bekerja di perusahaan yang sama. Saya memanggilnya Bu Jeanny, pukul satu siang saya tiba di kediaman Bu Jeanny. Ada yang berbeda dengan penampilannya, kalau dulu Bu Jeanny terlihat overweight tapi kini penampilannya lebih langsing, segar dan sehat. Naluri blogger saya haus akan informasi dan sampailah saya di sini.

Kami duduk di meja makan, saya mulai mengulik rahasia kesuksesannya menurunkan berat badan dan pola hidup sehat yang Ia jalani. Sambil menyantap pecel Bu Jeanny menuturkan, hal yang memotivasi untuk menurunkan berat badan adalah putra bungsunya. Saat itu putra bungsunya di usia yang mulai berjalan dan berlari. Karena kelebihan berat badan Bu Jeanny merasa cepat capek dan ngos-ngosan saat mengejar putranya yang lari ke sana ke mari. "Waktu itu Nanny nya udah nggak kerja, jadi kalau saya mau pakein baju anak terus lari-lari, saya yang mengejarnya ngerasa cepat capek dan ngos-ngosan," cerita Bu Jeanny.

Bu Jeanny bertekad untuk menurunkan berat badannya. Olahraga teratur mulai Ia jalani, tapi meskipun rajin nge-gym nyatanya berat badannya belum juga turun. Usahanya kemudian ditambah dengan mengontrol pola makan, mengurangi karbohidrat dan gula. Dalam kurun waktu satu tahun, Ia berhasil menurunkan berat badan dari 88 kilogram menjadi 58 kilogram. Bu Jeanny berusaha menerapkan hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta mulai mengganti sarapan nasi dengan buah. Untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah, Ia memilih jenis organik. Sampai akhirnya ada ide dari sang suami, untuk menanam sendiri sayur dalam sistim tanam hidroponik di pekarangan rumah.

Siang itu, Bu Jeanny mengajak saya melihat langsung sayuran segar yang Ia tanam di pekarangan rumahnya. Kami naik ke lantai dua, begitu pintu dibuka indera penglihatan saya langsung menangkap deretan sayur-sayur segar di atas pipa paralon. Hidup di kota besar memiliki pekarangan rumah yang terbatas, tak menghalanginya untuk bisa menanam sayur. Balkon di rumahnya kini disulap menjadi kebun sayur.

Sayuran aquaponik seladah dan pakcoy

Awalnya Bu Jeanny menanam sayur dengan sistim yang sederhana, dengan menggunakan kemasan botol minuman bekas yang diisi air. Lalu mencoba dengan sistim tanam hidroponik dalam sekala besar. Pipa paralon dipasang vertikal bahasa kerennya adalah Hidroponik Vertikal Tower, dengan sistem ini dapat menghemat lahan dan bisa menanam sayur lebih banyak. Sayuran seperti  pakcoy, selada, kacang panjang, bayam pernah mengisi tower-tower hidroponik miliknya. Dari sistim hidroponik kemudian beralih ke sistim aquaponik, alasannya dalam aquaponik nutrisi untuk tanaman lebih alami yaitu menggunakan kotoran ikan.

Pada sistim hidroponik maupun aquaponik, tanah tidak lagi dominan digunakan sebagai media tumbuh. Sebagai gantinya dibutuhkan media lain seperti rockwool dan media tanam lainnya. Sistim tanam hidroponik dan aquaponik sangat cocok bagi yang memiliki lahan sempit, seperti kehidupan di perkotaan.

Dilihat dari sistim kerjanya aquaponik merupakan kombinasi antar hidroponik dengan budidaya hewan dengan air atau aquakultur. Hewan yang dimaksud tak lain adalah ikan. Jadi dengan aquaponik memungkinkan untuk memelihara atau mengembangkan tanaman serta ikan secara bersamaan, dalam satu tempat serta satu waktu. Dalam sistim aquaponik ini terjadi simbiosis mutualisme, tanaman mendapatkan sumber nutrisi dari kotoran ikan yang dialirkan ke tanaman. Sebagai gantinya ikan akan mendapatkan oksigen serta air yang bersih dari tanaman. Kotoran ikan dengan kandungan nitrat dan amonia ini bersifat toksin atau racun bagi ikan , namun sebenarnya kaya akan nutris jika dijadikan sumber hara bagi tanaman. Pada saat nitrat telah terserap oleh tanaman sebagai bahan makanan, di waktu yang sama tanaman menyuling air dari bahan berbahaya yang kemudian dialirkan kembali ke kolam ikan.

Kolam ikan sumber nutrisi untuk tanaman aquaponik

Asiknya saya bisa melihat langsung kebun aquaponik milik Bu Jeanny. Sayur pakcoy, kangkung dan selada tumbuh subur meskipun hanya diberi nutrisi dari kotoran ikan. Daunnya hijau tanpa lubang-lubang meskipun tidak pernah disemprot pestisida, sinar matahari yang menyinarinya setiap hari menjadikannya semakin tumbuh subur. Pipa paralon aquaponik ini bisa sekaligus menjadi pagar balkon lantai dua di kediaman Bu Jeanny. Ada pakcoy yang mulai tumbuh tapi ada juga yang siap panen, kalau kangkung sepertinya sudah siap panen semua. Yang paling menarik perhatian saya adalah daun mint yang tumbuh rimbun. Aroma khas dari daun mint akan tercium segar saat saya mulai mengkibas-kibaskan daunnya. Akarnya sudah menjulur ke mana-mana, saking rimbunnya akhirnya diberi pagar jaring-jaring. Berada di tengah kebun aquaponik ini rasanya tubuh menjadi rileks, mendengarkan gemericik air yang mengalir bisa membuat perasaan tenang. Memandang sayur hijau juga bisa menyehatkan mata, tak hanya bisa menyehatkan tubuh tapi juga rohani.

Barisan pakcoy siap panen

Kangkung siap panen

Media tanam yang digunakan Bu Jeanny dalam sistim aquaponiknya adalah rockwool, bentuknya seperti serabut padat dan sering digunakan sebagai peredam suara pada gedung. Saat proses semai, rockwool dipotong sesuai ukuran net pot kemudian diberi lubang untuk meletakkan bibit sayur. Net pot berisi bibit diletakkan di rak semai, untuk pecah benih dibutuhkan kurang lebih 3 sampai 5 hari. Kemudian dari pecah benih kurang lebih 7 sampai 10 hari kedepan akan tumbuh daun-daun muda, tunggulah sampai 4 lembar daun tumbuh barulah bisa dipindahkan ke pipa paralon. Di pipa paralon ini lah sayuran akan terus tumbuh,  setelah 3 minggu biasanya sayuran siap dipanen Sayuran yang pernah di tanam di aquaponik milik Bu Jeanny antara lain pakcoy, selada, kangkung, bayam. Kesibukan menanam sayur dan buah aquaponik ini dilakukan sendiri oleh Bu Jeanny dan suaminya.

Media tanam aquaponik: rockwool dan net pot

Dari balkon lantai dua, Bu Jeanny mengajak saya turun melihat kolam ikan yang terletak di teras rumah. Kolam ikan dengan ukuran 2 x 1,5 meter dan sedalam 1,5 meter ini diisi oleh ikan nila. Dari sini lah sumber nutrisi untuk tanaman dihasilkan, yang berwarnah hijau di rak-rak itu adalah ganggang. Ganggang dibudidayakan untuk makanan ikan. Jika ingin memberi makan ikan, tinggal menyiramkan ganggang ke kolam dan ikan-ikan siap menyantapnya. Tak perlu membeli pakan ikan, karena ganggang bisa dikembangkan sendiri. Selain menyehatkan tapi juga hemat biaya. Saat itu pompa airnya sedang diperbaiki karena tersumbat, pompa air digunakan untuk mengaliri air dari kolam ikan ke pipa paralon. Biasanya pompa air dinyalakan dari pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore.


Pompa untuk mengalirkan air ke pipa aquaponik

Yang dinanti dari proses panjang ini tak lain adalah saat panen, sebelum pulang saya diperbolehkan memanen beberapa pot kangkung dan pakcoy untuk dibawa pulang. Sayur-sayur yang telah dipanen biasanya akan dijus bersama wortel, timun atau pun bengkoang. Sehat menurut wanita yang gemar traveling dan mengikuti event lomba lari ini adalah investasi untuk hari tua, karena itulah Ia selalu menjaga pola makan dan hidup sehat serta olah raga. Tetap rutin sarapan buah dan minum jus sayur dari kebun aquaponik miliknya.

Jus segar sayuran aquaponik   Foto: Jeanny


Lihat dalam versi video ini:




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Jalan-jalan Asik - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -