Pengikut
Total Pembaca
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
About me
Melancong dari satu kota ke kota lain adalah kesukaanku. Melihat keindahan alam, mendaki gunung, main di pantai dan mengunjungi situs-situs budaya. Semua kisah perjalanan itu, kutulis dan kurangkai dalam blog pribadi.
Semoga isi dari blog ini menginspirasi dan memberikan informasi yang berguna.
Semoga isi dari blog ini menginspirasi dan memberikan informasi yang berguna.
Laman
About Me
Like us on Facebook
Archive for Maret 2015
Malam Terang Bulan Di Sarongge
Memiliki pimpinan di kantor seorang pecinta dan peduli lingkungan merupakan kebanggan tersendiri buat saya, tapi jangan heran jika acara employee gathering nya pun harus berbau alam. "Malam terang bulan biasa aja emang, tapi coba nikmati di atas gunung pasti gak biasa," itulah kutipan kalimat dari email yang saya terima. Employee gathering akan diadakan di camping ground Sarongge, acara ini wajib diikuti oleh seluruh karyawan. Meskipun wajib pada kenyataannya banyak karyawan yang tidak bisa ikut, wajar sih karena kegiatan mendaki gunung memang tidak bisa dilakukan semua orang.
Kurang lebih pukul tiga sore, Jumat awal Maret 2015 kami tiba di Desa Sarongge Cianjur Jawa Barat. Udara segar menghampiri kami yang baru turun dari mobil. Setelah beristirahat sejenak di Saung Sarongge kami melanjutkan trekking sejauh kurang lebih 2 kilometer menuju camping ground. Hijaunya perkebunan sayur milik warga menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Sesampainya di camping ground kami disuguhi teh sereh hangat dan kudapan kacang, ubi dan pisang rebus yang disediakan oleh pengelola. Lupakan sesaat kehidupan perkotaan mari nikmati apa yang diberikan oleh alam.
Keseruan di camping ground |
Saatnya makan malam, sinar rembulan terang menyinari camping ground. Panasnya api unggun cukup menghangatkan dinginnya udara di ketinggian 1.560 mdpl.
Kami duduk mengelilinginya sambil menyantap menu makan malam dan acara dilanjutkan dengan game. Aika menyalakan senter dan menyorotkannya ke salah satu peserta, bagi peserta yang ditunjuk harus menyebutkan 3 poin mengenai Aika yang diketahuinya. Game ini berlanjut sampai ke semua peserta, tujuannya adalah supaya saling mengenal. Karena kesibukan di kantor, banyak di antara kami yang tidak saling mengenal. Malam mulai larut diisi dengan acara bebas, Edgar memainkan gitarnya diiringi nyayian dari teman-teman membuat suasana semakin sahdu sebagai pengantar tidur buat saya yang telah meringkuk di tenda.
Di hari kedua gathering acara diisi dengan kegiatan tanam pohon dan edukasi hutan, trekking masuk ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Sarongge merupakan kawasan penyangga TNGGP, dulunya area camping ground ini digunakan oleh penduduk lokal sebagai lahan pertanian, melalui pendekatan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kementerian Kehutanan aktifitas pertanian di kawasan TNGGP mulai ditinggalkan oleh Warga. Sekitar tahun 2003 Green Radio bekerjasama dengan Balai Besar TNGGP melalui program Adopsi Pohon melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada penduduk setempat untuk menyadarkan akan pentingnya menanam dan merawat hutan yang ada. Adopsi pohon penting untuk menyelamatkan kawasan TNGGP yang mulai gundul.
Foto by Danang DKW |
Dari camping ground Sarongge peserta terbagi menjadi dua kelompok, saya bersama 13 teman masuk kelompok yang memilih trek panjang sampai ke air terjun Ciheulang. Dibutuhkan waktu dua sampai tiga jam untuk mencapai air terjun. Dipandu Pak Dadan, Pak Wawan dan
Pak Sapri kami meninggalkan camping ground. Di area adopsi pohon
Hutan Sahabat Green kami menanam bibit pohon rasamala
dan puspa. Satu pohon yang kami tanam bisa menyelamatkan dua jiwa. Pak
Dadan bilang sebelum ditanam sebaiknya berdoa dulu supaya pohonnya
bisa tumbuh. Kita juga bisa menamai pohon kita, suatu waktu kita bisa
minta pengelola Sarongge untuk mengecek pohon kita jika mati akan
diganti dengan pohon yang baru.
Satu pohon yang kami tanam menyelamatkan 2 jiwa
Trekking akan melewati tiga lembah dan sungai, menerobos hutan primer TNGP yang kaya akan vegetasi dan fauna. Melewati semak perdu kami menemukan tanaman buah arbei (rubus reflexus ker) berwarna merah rasanya manis asam dan segar kami diperbolehkan untuk memakannya. Tak hanya itu tumbuhan perdu lainnya yang kami temui adalah cecenet (physallis peruviana) buah yang dikenal dengan ciplukan ini bisa mengatasi pegal linu dan sakit pinggang. Kami terus berjalan di antara semak berbunga, hamparan taman bunga ungu yang cantik ini memberi warna dalam perjalanan kami. Namanya bunga pacar tere (Impatiens platypetala lindl) yang berkahsiat sebagai obat penurun panas.
Menembus lebatnya hutan primer TNGGP menghirup oksigen gratis yang segar, Pak Dadan mengenalkan pohon teter (solanum verbasifolium) yang bisa dipakai sebagai pestisida alami, terutama di bagian daun dan bunganya jadi jangan coba-coba untuk memakannya. Berjalan ke dalam gelapnya hutan Pak Wawan berhenti di salah satu pohon yang tinggi, ini adalah pohon saninten (castanopsis argentea) tinggi pohonnya bisa mencapai 15 meter menjadi tempat sarang burung. Pohon dan daunnya mirip pohon rambutan tapi rasanya seperti kelapa. Buahnya menjadi kegemaran primata, tanaman ini langka dan bibitnya sulit dicari.
Pak Wawan pemandu kami menjelaskan pohon Saninten
Di lereng yang kami lewati di kemiringan kurang lebih 35 derajat, sekitar tahun 1975 area ini dulunya telah beralih fungsi menjadi perkebunan warga tapi kini pohon-pohon rasamala tumbuh tinggi di sini. Akarnya yang kuat bisa mencegah tanah longsor. Kami berjalan melewati sungai yang jernih dan menerobos semak-semak tinggi jalur ini sepertinya jarang dilewati, sampai lah kami pada area terbuka perkebunan milik warga. Dari sini air terjun Ciheulang sudah dekat, jaraknya kurang lebih 200 meter lagi.
Suasana di air terjun Ciheulang sepi pengunjung, hanya ada 4 orang pemuda sedang duduk di balai bambu. Air yang jatuh jernih sekali dari mata air pegunungan, tingginya kurang lebih 15 meter. Hanya Jay dan Rebeca yang berani mandi merasakan dingin dan segarnya di bawah kucuran air terjun.
Kami memilih jalur berbeda untuk kembali ke camping ground, masuk ke kawasan hutan rapat TNGGP. Selama trekking dilarang untuk membuang sampah, cukup tinggalkan jejak kaki sebagai kenangan.
****
Catatan:
Di Sarongge kita bisa memilih wisata hijau mulai dari menelusuri hutan tropis, tanam pohon, tea walk, belajar soal sayur organik sampai cara membuat sabun sereh.
Sarongge terletak di desa Ciputri, kecamatan Pacet, Cianjur Jawa Barat. Untuk menuju ke sana jika melalu Jakarta dan bawa kendaraan sendiri bisa melalui jalur puncak. Jika naik kendaraan umum dari Jakarta bisa naik kereta tujuan Bogor, dari stasiun naik angkot jurusan Terminal Baranangsiang lanjut jalan ke arah pintu tol dan naik mobil L-300 (warna putih) jurusan Bogor - Cianjur turun di SPBU Ciherang yang ada di sebelah kiri, nyeberang jalan ke arah pangkalan ojek lanjut naik ojek menuju Saung Sarongge.
http://greeninitiativefoundation.org/indonesia
Menemukan Tripmate di Gathering Nasional VII Jalan2.com
Pukul dua belas siang saya tiba di stasiun Senen Jakarta, sambil menunggu Carol dan Mba Maya saya duduk di salah satu resto menikmati makan siang. Menggunakan kereta api Kertajaya tujuan Surabaya perjalanan kami kali ini adalah untuk menghadiri Gathering Nasional VII yang diselenggarakan oleh http://jalan2.com/forum di kota Malang tanggal 7-8 Februari 2015. Sejak bergabung di http:/jalan2.com/forum tahun 2013, baru kali ini saya berkesempatan ikut Gathnas (Gathering Nasional).
Di gerbong delapan saya berkenalan dengan sesama peserta Gathnas di antaranya ada Ghea, Irma, Vera, Mustofa, Ikhsan, Ibnu dan Erna. Awalnya kami hanya mengenal dari nama ID di forum, kini kami bisa bertatap muka. Meskipun ini pertemuan pertama buat kami tapi keakraban mulai terlihat sepanjang perjalanan. Apalagi cerita kepanikan kami ketika Ibnu tertinggal di stasiun Semarang Poncol. Biasanya kereta berhenti lama di stasiun Semarang Poncol, karena itulah Ibnu turun untuk sholat di mushola stasiun. Rupanya kereta tak lama berhenti, sirine berbunyi pertanda kereta akan melanjutkan perjalanan. Jadilah kami panik ketika kereta mulai jalan dan Ibnu belum juga kembali ke bangkunya. Tak satupun di antara kami menyimpan nomor hp Ibnu sedangkan kereta sudah meninggalkan stasiun Semarang Poncol. Tak berapa lama muncul Ibnu dari arah pintu menghampiri kami, lega rasanya kami kira dia benar-benar tertinggal.
Dari beberapa meeting point yang telah ditentukan di Surabaya dan Malang, kami dijemput bus untuk selanjutnya menuju meeting point utama yaitu di depan stasiun Malang. 73 peserta dari Jabodetabek, Bandung, Lampung, Makassar, Balikpapan, Pekalongan, Bali, Surabaya dan kota lainnya bertemu di sini. Bagi yang sudah saling mengenal ini adalah ajang reuni ataupun silaturahmi. Pukul 6.30 kami berangkat menuju destinasi pertama yaitu Pantai Balekambang di Malang Selatan menggunakan dua armada bus dan satu elf.
Bus yang saya tumpangi mayoritas diisi oleh peserta dari meeting point stasiun Pasar Turi Surabaya ditambah beberapa peserta yang sudah ada di Malang di antaranya ada om Hartono, Atana, Tante Yosi dan Om Christo Wuwur. Di dalam bus ini saja saya sudah merasakan keakraban dalam naungan keluarga besar Komunitas Jalan2.com, semua membaur tanpa ada perbedaan tua maupun muda. Gelak tawa seisi bus pecah manakala Om Hartono maupun yang lainnya melemparkan lelucon.
Sesampainya di Pantai Balekambang semua peserta berkumpul, acara Gathnas VII dibuka oleh Mimin Jalan2.com Rudy Hadisentosa. Selanjutnya acara bebas sambil menikmati keindahan Pantai Balekambang. Sebuah Pura Hindu atau Pura Amerta Jati yang lebih dikenal dengan Pura Ismoyo berdiri di atas pulau kecil, ada jembatan yang dihubungkan untuk menuju ke sana. Keindahannya seperti Tanah Lot Bali dipercantik dengan langit biru dan air laut gradasi berwarna hijau dan biru, pasir putihnya seolah-olah merangkul setiap ombak yang datang. sebagian peserta menuju Pura Ismoyo untuk berfoto.
Sebelum menuju Villa Primavera kami sempat mampir ke Alun-alun Batu untuk kulineran dan berfoto di Alun-alun. Kurang lebih pukul lima sore kami tiba di Villa, pembagian kamarnya adalah peserta perempuan tidur di kamar yang ada di lantai atas dan laki-laki mengisi kamar-kamar di lantai bawah ataupun di ruang tengah. Saya berjalan mengikuti anak tangga, sampai di lantai atas Ghea belok kanan masuk ke kamar tak jauh dari tangga diikuti Vera, Irma, Carol, Maya, saya dan Atana. "Ini aja kamar kita ya?" kata salah satu di antara kami dan diiyakan oleh yang lain. Kamar yang nyaman untuk kami beristirahat dengan balkon menghadap view pegunungan.
Pukul tujuh malam semua peserta Gathnas berkumpul di ruang tengah, ini adalah malam keakraban atau ramah tamah yang diawali dengan perkenalan diri Administrator http://jalan2.com/forum Mimin Rudy dan Momod Deffa dan dilanjutkan ke semua peserta. Acara berlanjut dengan makan malam bersama dan mengunjungi BNS (Batu Night Spectacular) bagi yang berminat. Kami bertujuh memilih istirahat di kamar memulihkan tenaga setelah menempuh perjalanan jauh.
Di hari kedua Gathnas, setelah sarapan dan check out Villa destinasi yang kami tujuh adalah Coban Rondo. Air terjun setinggi kurang lebih 84 meter ini menjadi semakin cantik dengan kedatangan kami. Airnya yang jernih jatuh melalui tebing batu, kontras dengan seragam orange yang kami kenakan menjadikan suasana semakin cerah ditambah keseruan peserta Gathnas.
Puas berfoto dan menikmati keindahan Coban Rondo, perjalanan dilanjutkan menuju destinasi terakhir yaitu Agrowisata Apel. Ayo makan apel sepuasnya di sini, bagi yang ingin membawanya pulang cukup mengganti perkilonya Rp. 20.000. Acara Gathnas di tutup oleh Mimin Rudy di area parkir Masjid. Sampai bertemu lagi di Gathnas VIII. Buat kami berenam, saya, Carol, Maya, Irma, Vera dan Ghea pertemanan kami tak sampai di Gathnas VII tapi berlanjut hingga kini dan jika ada kesempatan kami sering kumpul untuk ngobrolin destinasi wisata yang bisa kami kunjungi bersama. Berawal dari teman satu kereta kemudian satu kamar dan akan menjadi teman di setiap perjalanan.
Bus yang saya tumpangi mayoritas diisi oleh peserta dari meeting point stasiun Pasar Turi Surabaya ditambah beberapa peserta yang sudah ada di Malang di antaranya ada om Hartono, Atana, Tante Yosi dan Om Christo Wuwur. Di dalam bus ini saja saya sudah merasakan keakraban dalam naungan keluarga besar Komunitas Jalan2.com, semua membaur tanpa ada perbedaan tua maupun muda. Gelak tawa seisi bus pecah manakala Om Hartono maupun yang lainnya melemparkan lelucon.
Foto by Kyosash |
Pantai Balekambang |
Sebelum menuju Villa Primavera kami sempat mampir ke Alun-alun Batu untuk kulineran dan berfoto di Alun-alun. Kurang lebih pukul lima sore kami tiba di Villa, pembagian kamarnya adalah peserta perempuan tidur di kamar yang ada di lantai atas dan laki-laki mengisi kamar-kamar di lantai bawah ataupun di ruang tengah. Saya berjalan mengikuti anak tangga, sampai di lantai atas Ghea belok kanan masuk ke kamar tak jauh dari tangga diikuti Vera, Irma, Carol, Maya, saya dan Atana. "Ini aja kamar kita ya?" kata salah satu di antara kami dan diiyakan oleh yang lain. Kamar yang nyaman untuk kami beristirahat dengan balkon menghadap view pegunungan.
Villa Primavera Batu |
View di belakan Villa |
My Roommate |
Pukul tujuh malam semua peserta Gathnas berkumpul di ruang tengah, ini adalah malam keakraban atau ramah tamah yang diawali dengan perkenalan diri Administrator http://jalan2.com/forum Mimin Rudy dan Momod Deffa dan dilanjutkan ke semua peserta. Acara berlanjut dengan makan malam bersama dan mengunjungi BNS (Batu Night Spectacular) bagi yang berminat. Kami bertujuh memilih istirahat di kamar memulihkan tenaga setelah menempuh perjalanan jauh.
Malam ramah-tamah |
Di hari kedua Gathnas, setelah sarapan dan check out Villa destinasi yang kami tujuh adalah Coban Rondo. Air terjun setinggi kurang lebih 84 meter ini menjadi semakin cantik dengan kedatangan kami. Airnya yang jernih jatuh melalui tebing batu, kontras dengan seragam orange yang kami kenakan menjadikan suasana semakin cerah ditambah keseruan peserta Gathnas.
Puas berfoto dan menikmati keindahan Coban Rondo, perjalanan dilanjutkan menuju destinasi terakhir yaitu Agrowisata Apel. Ayo makan apel sepuasnya di sini, bagi yang ingin membawanya pulang cukup mengganti perkilonya Rp. 20.000. Acara Gathnas di tutup oleh Mimin Rudy di area parkir Masjid. Sampai bertemu lagi di Gathnas VIII. Buat kami berenam, saya, Carol, Maya, Irma, Vera dan Ghea pertemanan kami tak sampai di Gathnas VII tapi berlanjut hingga kini dan jika ada kesempatan kami sering kumpul untuk ngobrolin destinasi wisata yang bisa kami kunjungi bersama. Berawal dari teman satu kereta kemudian satu kamar dan akan menjadi teman di setiap perjalanan.
Coban Rondo |
Keseruan di Coban Rondo |