- Back to Home »
- Hafidz Qur'an yang Hobby Naik Gunung
Posted by : Jalan-jalan Asik
5 Jun 2015
Tepat pukul 15.15 WIB kereta Matarmaja perlahan meninggalkan stasiun Pasar Senen, perjalanan panjang yang akan berakhir di stasiun Malang. Keril-keril besar telah memenuhi hampir seluruh bagasi gerbong kereta. Long Weekend di akhir Mei 2015 dimanfaatkan oleh sebagian besar anak muda untuk naik gunung. Bisa ditebak, tujuan mereka adalah gunung Semeru ataupun gunung Bromo.
Saya sudah duduk manis di gerbong 4 bersama empat teman saya, tujuan kami ke Malang tak lain ingin mendaki gunung Semeru. Kereta AC Ekonomi Matarmaja ini cukup nyaman, AC nya dingin dan gerbongnyapun bersih. Petugas restorasi mondar-mandir menawarkan makanan dan minuman ke penumpang. Cukup nyaman untuk perjalanan panjang Jakarta ke Malang.
Saya dan teman-teman di kereta Matarmaja |
Ada hal yang menarik perhatian saya pada rombongan di seberang bangku kami, rombongan pendaki laki-laki yang juga bergantian untuk sholat Magrib. Setelah sholat, salah satu dari mereka mengeluarkan Alquran dari tas kecilnya kemudian membacanya lirih. Alquran itupun didekapnya di dada, matanya terpejam dan mulutnya tetap komat-kamit berusaha untuk menghafalnya. Inilah yang menarik perhatian saya, ternyata mereka seorang Hafidz Quran. Ada juga yang membacanya melalui aplikasi Alquran di HP.
Ada rasa bangga dalam diri saya ketika menyaksikan pemandangan itu, bangga karna seorang pendakipun adalah seorang Hafidz Quran. Di manapun dan kapanpun tugas untuk menghafal Alquran itu tetap ia lakukan. Bangga dan terharu ketika melakukan perjalanan selalu dikelilingi oleh teman-teman yang taat dalam ibadahnya. Teman yang tak lupa untuk menghatamkan ODOZ (one day one juz) bacaan Alquran, semua itu memotivasi diri saya.
Keesokan harinya kurang lebih pukul sembilan kereta Matarmaja tiba di stasiun Malang, semua penumpang berhamburan keluar gerbong. Perhatian saya sudah tak terfokus pada mereka, karena saya sibuk mencari rombongan saya yang sudah menunggu di luar stasiun.
*******
*******
Tak disangka kami bertemu lagi ketika saya dalam perjalanan turun dari Semeru, kami berpapasan di jalur antara pos 2 dan 3. Ketika saya sudah turun dari Semeru justru rombongan mereka hendak naik. Salah satu dari mereka bahkan masih mengenali saya.
"Eehhh si Mbak udah turun aja," sapa salah satu dari mereka.
"Waah iya saya udah turun duluan karena hanya sampai ranukumbolo aja," jawab saya.
Masing-masing dari kami melanjutkan perjalanan, karena di jalur mendakian padat dengan antrian antara yang mau naik dan turun.
Ranukumbolo yang tetap memesona |